Ketika Panggung Memanggil Satu, Tapi Proses Menghidupkan Semua

Catatan dari Kepala Sekolah

Hari itu, panggung aula dihiasi dengan sangat indah.
Lampu-lampu  disorotkan ke tengah, tempat anak-anak terbaik hari ini akan menerima penghargaan.
Tepuk tanganpun  mengiringi nama-nama yang dipanggil satu per satu.

Mereka maju.
Dengan langkah yang gugup namun penuh kebahagian.
Mengambil piagam, buku, alat tulis, dan sesekali sebuah amplop kecil sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi, kehadiran penuh, atau karakter baik selama kegiatan sekolah.

Kami bangga.

Tapi mata saya tak berhenti pada mereka yang berdiri di atas panggung.
Mata saya sesekali justru tertuju pada bangku-bangku yang masih terisi.
Terlihat nampak Anak-anak yang tidak dipanggil.
Yang tidak berdiri.
Yang tidak menerima piagam hari itu.

Mereka juga hadir.
Hampir setiap hari.
Ada yang terlambat sekali karena harus bantu orang tuanya dulu.
Ada yang masih belajar mengatur emosi, belajar berani angkat tangan, belajar menyapa gurunya.

Mereka mungkin belum disebut sebagai “terbaik”.
Tapi percayalah, mereka juga sedang belajar… dengan proses yang mungkin tidak semua orang lihat.

???? Panggung memang hanya bisa memanggil satu atau dua.
Tapi proses menghidupkan semuanya.

Dan sebagai pendidik, saya belajar satu hal penting:
Tidak semua proses harus diberi piagam.
Tapi semua proses pantas untuk dihargai.

???? Anak-anak yang tidak naik ke panggung hari ini bukan berarti gagal.
Mereka hanya sedang menapaki jalur sunyi.
Belajar menghargai diri tanpa tepuk tangan.
Belajar tetap hadir tanpa sorotan.
Belajar bahwa dalam hidup, kadang kita menang—dan kadang kita tumbuh diam-diam.

Dan untuk itu, mereka juga layak untuk kita banggakan.

???? Kepada para orang tua,
jika hari ini anak Anda pulang dengan piagam—peluk mereka, dan beri ucapan syukur.
Tapi jika anak Anda pulang tanpa piagam—peluk mereka lebih erat.
Dan katakan:

“Kamu sudah hebat, Nak. Dan Mama/Papa bangga karena kamu terus berusaha.”

???? Karena pada akhirnya, tugas pendidikan bukan hanya memilih siapa yang layak diberi penghargaan,
tapi menumbuhkan setiap anak dengan kasih, makna, dan kesempatan yang adil.

Mari kita terus belajar menjadi sekolah yang tidak hanya menilai hasil,
tetapi menghargai proses.

Terima kasih kepada semua anak-anak hebat kami.
Yang dipanggil ke panggung, maupun yang diam-diam sedang tumbuh dengan luar biasa.