• SD NEGERI BOJONGKOPO
  • Belajar dengan Hati, Berkarya dengan Inovasi, Bersinar di Masa Depan

Ketika Panggung Memanggil Satu, Tapi Proses Menghidupkan Semua

(Sebuah Renungan untuk Orang Tua, Guru, dan Kita Semua)

Hari itu, panggung dihias indah.
Lampu menyala, suara pembawa acara menggema.
Nama demi nama dipanggil,
penghargaan diberikan,
piagam ditenteng, hadiah digenggam.

Di antara ratusan mata yang memandang,
hanya beberapa yang maju ke depan.

Dan seperti biasa...
selebihnya tetap duduk.
Menepuk tangan. Menunduk.
Diam-diam bertanya dalam hati,
"Apa aku tidak cukup baik?"


Tapi tahukah kita...
Panggung memang hanya bisa menampung satu,
dua, atau mungkin sepuluh.
Namun proses?
Proses adalah ruang luas yang menghidupkan semuanya.

Anak yang dipanggil mungkin memang luar biasa.
Tapi anak yang tidak dipanggil?
Ia juga sedang berjuang.

Dia belajar bangun pagi.
Belajar hadir tepat waktu.
Belajar menahan kantuk, rasa malas, dan godaan untuk menyerah.
Ia belajar kecewa... tapi tetap melangkah.


Di rumah, orang tua menanti.
Dan di sinilah bagian terpenting itu terjadi...

Karena saat anak pulang tanpa piagam,
tanpa panggilan,
tanpa hadiah...
Ia hanya butuh satu hal:

Pelukan yang mengatakan:
“Mama lihat perjuanganmu.
Dan kamu luar biasa… meski tak dipanggil ke atas panggung.”


Penghargaan sejati bukan soal siapa yang diumumkan di depan.
Tapi soal siapa yang tetap memilih berproses, bahkan ketika tak dilihat.

Karena suatu hari nanti,
anak yang tak dipanggil hari ini…
bisa jadi pribadi yang paling kuat dalam hidupnya.


Jadi…
Untuk para orang tua,
Untuk para guru,
Untuk siapa pun yang membersamai anak-anak bertumbuh..

Mari jangan hanya melihat siapa yang di panggung.
Tapi hargai semua yang telah melalui proses.

Karena dalam diam mereka,
dalam senyum yang tetap ditahan meski hati kecewa,
mereka sedang tumbuh.


Ketika panggung memanggil satu,
jangan lupa bahwa proses sedang menghidupkan semua.

Komentar

Luar biasa sangat mengispirasi

Komentari Tulisan Ini